Menimbang
|
:
|
a.
|
bahwa dewasa ini dalam masyarakat telah umum dilakukan praktik sewa-beli,
yaitu perjanjian sewa-menyewa yang disertai dengan opsi pemindahan hak milik
atas benda yang disewa, kepada penyewa, setelah selesai masa sewa,
|
|
|
b.
|
bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut, Lembaga
Keuangan Syariah (LKS) memerlukan akad sewa-beli yang sesuai dengan syari'ah,
|
|
|
c.
|
bahwa oleh karena itu, Dewan Syari'ah Nasional (DSN) memandang perlu
menetapkan fatwa tentang sewa-beli yang sesuai dengan syari'ah, yaitu akad al-ijarah
al-muntahiyah bi al-tamlik (الإجارة المنتهية بالتمليك) atau al-ijarah
wa al-iqtina’ (الإجارة والإقتناء) untuk dijadikan pedoman.
|
|
|
|
|
Mengingat
|
:
|
1.
|
Firman Allah, QS. al-Zukhruf [43]: 32:
|
|
|
|
أَهُمْ
يَقْسِمُوْنَ رَحْمَتَ رَبِّكَ، نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيْشَتَهُمْ فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا، وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ
لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا، وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا
يَجْمَعُوْنَ.
|
|
|
|
“Apakah
mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara
mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan
sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar seba-gian
mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik
dari apa yang mereka kumpulkan.”
|
|
|
2.
|
Hadits Nabi riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu
Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:
|
|
|
|
مَنِ اسْتَأْجَرَ
أَجِيْرًا فَلْيُعْلِمْهُ أَجْرَهُ.
|
|
|
|
“Barang
siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya”
|
|
|
3.
|
Hadits Nabi riwayat Ahmad, Abu Daud,
dan Nasa’i dari Sa`d Ibn Abi Waqqash, dengan
teks Abu Daud, ia berkata:
|
|
|
|
كُنَّا نُكْرِي
اْلأَرْضَ بِمَا عَلَى السَّوَاقِي مِنْ الزَّرْعِ وَمَا سَعِدَ بِالْمَاءِ
مِنْهَا فَنَهَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ
ذَلِكَ وَأَمَرَنَا أَنْ نُكْرِيَهَا بِذَهَبٍ أَوْ فِضَّةٍ.
|
|
|
|
“Kami pernah menyewakan tanah
dengan (bayaran) hasil tanaman yang tumbuh pada parit dan tempat yang
teraliri air; maka Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan
memerintahkan agar kami menyewakan tanah itu dengan emas atau perak (uang).”
|
|
|
4.
|
Hadits Nabi riwayat Tirmizi dari 'Amr
bin 'Auf al-Muzani, Nabi s.a.w. bersabda:
|
|
|
|
اَلصُّلْحُ جَائِزٌ
بَيْنَ الْمُسْلِمِينَ إِلاَّ صُلْحًا حَرَّمَ حَلاَلاً أَوْ أَحَلَّ حَرَامًا
وَالْمُسْلِمُونَ عَلَى شُرُوطِهِمْ إِلاَّ شَرْطًا حَرَّمَ حَلاَلاً أَوْ
أَحَلَّ حَرَامًا.
|
|
|
|
“Perjanjian boleh dilakukan di antara
kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat
mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram.”
|
|
|
5.
|
Hadits Nabi riwayat Ahmad dari Ibnu Mas’ud:
|
|
|
|
نَهَى رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَفْقَتَيْنِ فِي صَفْقَةٍ
وَاحِدَةٍ .
|
|
|
|
“Rasulullah melarang dua bentuk akad sekaligus dalam satu obyek.”
|
|
|
6.
|
Kaidah fiqh:
|
|
|
a.
|
الأَصْلُ فِي
الْمُعَامَلاَتِ اْلإِبَاحَةُ إِلاَّ أَنْ يَدُلَّ دَلِيْلٌ عَلَى
تَحْرِيْمِهَا.
|
|
|
|
“Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalat boleh
dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”
|
|
|
b.
|
أَيْنَمَا وُجِدَتِ الْمَصْلَحَةُ فَثَمَّ حُكْمُ اللهِ.
|
|
|
|
“Di
mana terdapat kemaslahatan, di sana terdapat hukum Allah."
|
Memperhatikan
|
:
|
1.
|
Surat dari Dewan Standar
Akuntansi Keuangan No. 2293/DSAK/IAI/I/2002 tertanggal 17 Januari 2002
perihal Permohonan Fatwa.
|
|
|
2.
|
Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional pada hari Kamis,
tanggal 14 Muharram 1423 H. / 28 Maret 2002.
|